Rabu, 13 April 2016

Pronouns

A. Personal Pronouns Definitions
Personal pronouns adalah kata ganti yang digunakan untuk orang, hewan, benda atau hal secara spesifik. Bentuk kata ganti ini tergantung pada peran (subject, object, possessive), jumlah, orang ke-, dan gender dari noun yang digantikan.

Personal Pronouns as Subject and Object

a. Personal Pronouns as Subject ( I, You, They, We, She, He, It)
Example : 1. He is a accountant.
2. It is the most delicious cake that I have ever eaten.
3. My name is Donny. I am Twenty One.
4. My sister is older than me. She is Twelve.
5. Mike, You are a bad boy!
6. Robby and I are playing football. We like sports.
7. Yusuf and Ricky are my brothers. They are older than I am.

b. Personal Pronouns as Object (Me, You, Us, Them, Her, Him, It)
Example : 1. He lent me two interesting books.
2. None understands why the man really loves her.
3. Goodbye, Gaby! I’ll call you later.
4. Where is Oji? I need to speak to him.
5. The motorcycle is very dirty. My brother is cleaning it.
6. My cake are all gone. Someone has eaten them.

B. Possessive Pronouns Definitions.
Possessive pronouns adalah kata ganti yang menunjukkan kepemilikan atas suatu benda. Dalam sebuah kalimat, possessive pronouns dapat menggantikan subject, subject complement atau direct object. Kata-kata yang biasa digunakan adalah mine, yours, his, hers, ours, theirs.

Possssive Pronouns as Subject and Object
a. Possessive Pronouns as Subject
Example : 1. Yours was sent yesterday. ( Subject of a sentence)
2. This is mine.
b. Possessive Pronouns as Object
Example : 1. I don’t like my clothes, but I like yours.
2. I want to have a big house just like hers.
3. My Shoes is expensive. His is more expensive.

C. Reflexive Pronouns Definitions
Reflexive pronouns adalah kata ganti yang digunakan untuk menyatakan bahwa subject (berupa orang atau hewan) menerima aksi dari verb (reciprocal action) pada suatu kalimat sehingga subjek memiliki bentuk reflexive sendiri di posisi objek. Pronouns ini terdiri dari myself, yourself, herself, itself pada bentuk singular dan yourselves, ourselves, dan themselves pada bentuk plural. Bentuk yang identic dengan intensive pronouns.
Example : 1. I’m going to buy myself new shoes.
2. It’s essential to treat others like you treat yourself.
3. She asked herself why she was easy to be angry.
4. Andhiko didn’t blame himself for the accident.
5. The dog is licking itself.
6. Why don’t you watch yourselves on TV?
7. We should give time for ourselves to take a rest.
8. The students ate cookies that they cooked by themselves.

Rabu, 30 Maret 2016

Preposition and Common Combination preposition

PREPOSITION AND COMMON COMBINATION AND PREPOSITION

A. USE OF PREPOSITION

1. On
Used to express a surface of something:
• I put dictionary on the table.
• The paper is on my desk.
Used to indicate the state of something:
• Everything in this store is on sale.
• The building is on fire.

2. In
Used to indicate a location or place:
• I am currently staying in a hotel.
• I live in Bandar Lampung.
Used to express while doing something:
• In preparing for the final report, we revised the tone three times.
• A catch phrase needs to be impressive in marketing a product.

3.At
Used to indicate a place:
• There is a party at the club house.
• I passed my holiday at Bali.
Used to indicate an activity:
• He laughed at my acting.
• I am good at drawing a portrait.

4. From
Used to indicate a place:
• I come from New York.

5. Since
Used to point out specific time:
• He has been here since six o’clock.

B. COMMON COMBINATION AND PREPOSITION

1. Verb and prepositions combination
• The doctor advised me to abstain from the use of alcohol and tobacco.
• When you travel you have to adapt to the habits and customs of the country you visit.
• We asked about the condition of the roads between there and the capital.
• How do you decide on multiple job offers?

2. Noun and prepositions combinations
• He doesn’t know how to control his anger at work.
• You don’t have a good reason for leaving your current job.
• How do you cite an excerpt from a book?
• It’s been to two weeks and I still haven’t received a response to my complaint.

3. Adjective and prepositions combinations
• Honestly, I was surprised by his apology.
• The student worried about his exam results.
• She said that she was hopeless at math.
• I think you are qualified for the position.

Rabu, 16 Maret 2016

Commonly Misused Words & Confusingly Related Words

1. Confused Word

a.Accede
Exceed
Accede means to “Agree or Allow”.
Exp : Oji cheaply finally acceded to accepting the presidency of the company.

Exceed means “to go beyond”.
Exp : The amount of alcohol in his blood exceeded the previous record.

b.Advice
Advise
Advice is a noun meaning “an opinion given with the intention of helping”.
Exp : My father still gives me advice even though I’m 39 years old.


Advise is a verb meaning “to give counsel or advise”.
Exp : The meteorologist advised listeners to stay indoors because of the extremely cold temperatures.

c.Baited
Bated
Baited usually refers to traps.
Exp : Baiting deer in order to hunt them is illegal in most states.


Bated is seldom used but means “reduced, abated”.
Exp : Chandra waited with bated breath for news of her success.

d.Coarse
Course
Coarse is an adjective meaning “rough big grained, not fine”.
Exp : We need to use coarse sandpaper to remove the paint from this wood.


Course is a noun reffering to a direction (the course of a ship) or a series of lectures on one subject (a history course in college).
Exp : The poetry course Stu deBaker took in college changed the course of his life.

e.Conform
Confirm
Conform means “to be similar to”.
Exp : In some schools, students must conform by wearing uniforms.


Confirm is to make sure or double check.
Exp : To confirm a flight reservation.

f.Credible
Creditable
Credible means “believable or reliable”.
Exp : There is no credible evidence that it was I who broke the lamp.


Creditable means “worthy of praise or respect”.
Exp : Altough Carlos Book’s new novel is not an outstanding piece of literature, it is a creditable one.

g.Discreet
Discrete
Discreet means “modest and prudent”.
Exp : Please be discreet about the surprise party, we don’t want her to find out.


Discrete means “separate and distinct”.
Exp : Even though they were married, they kept their money in two discrete accounts.

h.Disinterested
Uninterested
Disinterested is an adjective that means “unbiased or impartial”.
Exp : Since she had nothing at stake, she was a disinterested party in the matter.


Uninterested means “not interested”.
Exp : Anita job was just uninterested in the offer.

2. Commonly Misused Word
a.Accept
Except
Accept means to receive
Exp : Please accept my apology


Except means to exclude
Exp : He used to eat everything except meat.

b.Capital
Capitol
Capital refers to a city, capital also refers to wealth or resources.
Exp : The residents of the state capital protested the development plans.


Capitol to a building where lawmakers meet.
Exp : The capitol has undergone extensive renovations.

Minggu, 22 Juni 2014

SWASEMBADA PANGAN


A.  Pengertian Swasembada Pangan

Swasembada pangan berarti kita mampu untuk mengadakan sendiri kebutuhan pangan dengan bermacam-macam kegiatan yang dapat menghasilkan kebutuhan yang sesuai diperlukan masyarakat Indonesia dengan kemampuan yang dimilki dan pengetauhan lebih yang dapat menjalankan kegiatan ekonomi tersebut terutama di bidang kebutuhan pangan.Yang kita ketahui Negara Indonesia sangat berlimpah dengan kekayaan sumber daya alam yang harusnya dapat menampung semua kebutuhan pangan masyarakat Indonesia slah satu cara yaiutu dengan berbagai macam kegiatan seperti ini :

-    Pembuatan UU & PP yg berpihak pada petani & lahan pertanian.
 
• Pengadaan infra struktur tanaman pangan seperti: pengadaan daerah irigasi & jaringan irigasi, pencetakan lahan tanaman pangan khususnya padi, jagung, gandum, kedelai dll serta akses jalan ekonomi menuju lahan tsb.


-   Penyuluhan & pengembangan terus menerus utk meningkatkan produksi, baik pengembangan bibit, obat2an, teknologi maupun sdm petani.
• Melakukan Diversifikasi pangan, agar masyarakat tidak dipaksakan utk bertumpu pada satu makanan pokok saja (dlm hal ini padi/nasi), pilihan diversifikasi di indonesia yg paling mungkin adalah sagu, gandum dan jagung (khususnya Indonesia timur).

Jadi diversifikasi adalah bagian dr program swasembada pangan yg memiliki pengembangan pilihan/ alternatif lain makanan pokok selain padi/nasi (sebab di indonesia makanan pokok adalah padi/nasi). Salah satu caranya adalah dengan sosialisasi ragam menu yang tidak mengharuskan makan nasi seperti yang mengandung karbohidrat juga seperti nasi yaitu singkong,ubi dan kentang.


B. Lalu apakah bangsa Indonesia telah mencapai swasembada pangan ?

Dari lima komoditas utama pangan di Indonesia, Badan Ketahanan Pangan Indonesia memperkirakan, dua komoditas pangan yang paling tergantung pada impor yakni kedelai dan daging.

Kepala Badan Ketahanan Pangan Indonesia, Achmad Suryana, kepada ABC Internasional mengungkapkan saat ini memang semua lima komoditas pangan utama masih ditopang impor karena belum mampu untuk swasembada.

“Impor masih akan dihadapi oleh Indonesia untuk kedelai dan daging sapi sampai tahun depan, tetapi kami berupaya untuk meningkatkan produksi dalam negeri,” ungkap Suryana.

Pada tahun 2010 jumlah penduduk Indonesia adalah 237. 641. 326 jiwa menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) sehingga menduduki peringkat ke-empat penduduk terbanyak didunia dan pada tahun 2013 penduduk Indonesia berkisar 250 Juta jiwa dengan pertumbuhan penduduk 1,49 persen per tahun. Besarnya penduduk Indonesia juga menjadi dilema tersendiri, sudah dipastikan akan menimbulkan masalah baru ditenggah masalah yang sudah menumpuk khususnya pangan.
Indonesia adalah negara agraris yang tidak mampu memenuhi kebutuhan panganya sendiri secara mandiri. Dengan Luas daratan Indonesia adalah 1.922.570 km² dan luas perairannya 3.257.483 km² diselimuti dengan iklim tropis sudah seharusnya Indonesia dapat mencukupi kebutuhan pangannya sendiri, tetapi faktanya tidak.


C. Apakah saran untuk mencapai swasembada pangan di Indonesia ?

Untuk mewujudkan swasembada pangan dan menaikkan kesejahteraan rakyat, termasuk para petani, sejumlah langkah strategis berikut perlu menjadi perhatian dan prioritas.

Pertama, pentingnya sebuah perencanaan yang komprehensif tentang pembangunan pertanian. Tidak cukup sektor pertanian hanya dimasukkan ke dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Diperlukan sebuah blueprint dan roadmap sektor pertanian agar seluruh komponen bangsa mengetahui sasaran, prioritas, daya dukung, dan peta jalan untuk mencapai swasembada pangan dan mewujudkan masyarakat sejahtera.

Kedua, menata kembali tanah di seluruh wilayah Indonesia. Agar petani bisa hidup sejahtera, pastikan bahwa setiap petani minimal memiliki 2 ha lahan pertanian. Dengan lahan seluas ini, petani bisa menanam palawija,  komoditas perkebunan, tanaman keras seperti jati dan mahoni, serta memelihara ternak dan budidaya ikan air tawar. Untuk lahan tanaman pangan perlu ditetapkan batas minimum, misalnya minimal 25 juta ha, atau 1,0 ha per petani.

Saat ini, lahan untuk tanaman pangan, termasuk sawah irigasi, hanya 8,2 juta ha. Masyarakat sungguh merasakan ketidakadilan dalam kepemilikan lahan. Sekitar 13% pemilik tanah menguasai 87% lahan yang berpotensi menjadi lahan pertanian. Mereka adalah para konglomerat pemilik hak pengusahaan hutan (HPH), perusahaan besar yang memiliki perkebunan sawit, karet, cokelat, dan hutan tanaman industri (HTI).

Sebagian besar lahan para konglomerat itu adalah tanah ulayat masyarakat setempat, warisan para leluhur. Data Konsorsium Pembaruan Agraria menunjukkan, sekitar 25 juta lahan saat ini dikuasai oleh pemegang HPH, 8 juta perusahaan HTI, dan 12 juta perkebunan sawit.

Jika 25 juta ha tanaman pangan menjadi target nasional, semua perhatian perlu dicurahkan. Selain 7,3 juta lahan telantar, pemerintah perlu pula mengalihkan lahan HPH dan perkebunan besar yang sudah habis masa hak guna usaha (HGU). Pemerintah harus menjadi tangan Negara untuk menjaga luas minimum lahan untuk tanaman pangan. Dengan luas lahan pangan yang hanya 0,3 ha per orang, petani takkan mungkin hidup sejahtera dan target minimum produksi pangan sulit tercapai.

Secara umum, pemerintah perlu menata kembali kepemilikan tanah —untuk berbagai keperluan— lewat land reform atau reformasi agraria. UU No 5 Tahun 1960 tetang Pokok-Pokok Agraria harus segera dilaksanakan atau diamendemen jika tidak bisa diimplementasi. UU ini tidak bisa dibiarkan di lemari besi tanpa disentuh.

Semua kegiatan masyarakat dan aktivitas pembangunan —pertanian, perkebunan, kehutanan, permukiman, properti, migas, pertambangan, dan infrastruktur— membutuhkan lahan. Tanpa ada penataan kembali lewat reformasi agraria, tanah akan menjadi isu sensitif yang memicu konfllik pada masa akan datang.

Ketiga, konversi lahan pertanian harus dicegah. Sejak diimplementasi tiga tahun lalu, UU No 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan sama sekali tidak efektif mencegah penciutan lahan pertanian. Konversi lahan pertanian masih sekitar 600.000 ha per tahun. Di Karawang, salah satu sentra produksi beras nasional, konversi lahan sawah 800 ha per tahun.

Keempat, membangun irigasi. Selain membangun yang baru, sekitar 52% irigasi yang rusak harus segera diperbaiki. Pihak Kementerian Pertanian memperkirakan, perbaikan irigasi membutuhkan dana sedikitnya Rp 21 triliun. Urusan pembangunan waduk dana irigasi adalah tugas Kementerian Pekerjaaan Umum.

Kelima, tenaga kerja di sektor pertanian harus dikurangi dan angkatan kerja baru di sektor pertanian dialihkan ke sektor industri. Sektor industri harus dibangun dengan lebih sistematis dan serius. Hilirisasi jangan sekadar slogan. Pemerintah perlu mendorong pembangunan industri pengolahan hasil pertanian, perkebunan, migas, dan pertambangan. Dengan jumlah penduduk yang besar, Indonesia perlu mengembangkan industri elektronik, industri otomotif, dan aneka industri yang mendukung pertanian.

Statistik ekonomi Indonesia memperlihatkan tingginya tenaga kerja di sektor pertanian kendati sumbangan terhadap PDB menunjukkan penurunan. Pada tahun 1990, pertanian menyerap 55,9% tenaga kerja, sedangkan industri 10,1%. Pada kuartal I-2012, tenaga kerja yang terserap di sektor pertanian turun ke 36,5%, sedang tenaga kerja yang terserap di sektor industri naik tipis ke 12,6%. Pada periode yang sama, kontribusi pertanian terhadap PDB menurun dari 21,5% ke 15,6%, sedang kontribusi industri terhadap PDB meningkat dari 19,9% ke 24,2%.

Keenam, diversifikasi pangan wajib dilakukan. Sampai saat ini, konsumsi beras Indonesia rata-rata 138 kg per kapita, jauh di atas rata-rata dunia, sekitar 53 kg per kapita. Konsumsi beras di Thailand, negeri pengekspor beras, hanya 70 kg per kapita dan Malaysia, negeri serumpun, hanya 77 kg per kapita.

Jika diturunkan 50 kg, atau konsumsi beras hanya 88 kg per kapita, Indonesia bisa menghemat 12 juta ton per tahun. Jika konsumsi beras bisa dipangkas sebanyak ini, Indonesia bukan hanya bisa berswasembada beras, melainkan juga menjadi eksportir. Indonesia memiliki banyak bahan pangan mengandung karbohidrat di luar beras seperti ubi-ubian, sagu, dan sukun.

Pola hidup masyarakat perlu diubah dengan mendorong konsumsi daging, ikan, sayur mayur, buah-buahan, telur, dan susu. Konsumsi protein rakyat Indonesia tergolong paling rendah di dunia. Daging, misalnya, rakyat Indonesia hanya mengonsumsi 4,9 kg per kapita, sedang Malaysia sudah 49 kg dan RRT 53,5 kg per kapita. Konsumsi susu Indonesia baru 11,5 liter, bandingkan dengan Malaysia yang sudah 37 liter per tahun.

Walau konsumsi sangat minim, Indonesia masih mengimpor daging dan susu dalam jumlah besar. Setiap tahun, Indonesia mengimpor 500.000 ekor sapi hidup di luar impor daging beku. Jika ada keseriusan, Indonesia tidak perlu mengimpor daging, susu, dan telur. Sumber protein dan mineral yang belum tergarap adalah perikanan laut dalam dan budidaya ikan air tawar. Jika ada perhatian yang serius terhadap pengelolaan hasil laut dan budidaya ikan, Indonesia tidak akan kekurangan sumber protein.

Ketujuh, pimpinan Kementerian Pertanian (Kementan) perlu dipercayakan kepada figur profesional nonpartisan. Dalam tujuh tahun terakhir, defisit produk pangan terus membesar. Perkembangan buruk ini tidak semata-mata disebabkan oleh menciutnya luas lahan, melainkan juga minimnya perhatian Kementan. Indikasi paling menonjol adalah minimnya tenaga penyuluh lapangan dan langkanya benih unggul. Padahal, anggaran yang disalurkan ke Kementan terus meningkat setiap tahun, persis berbanding terbalik dengan produksi yang pangan yang menurun.

Pada tahun 2012, anggaran untuk sektor pertanian Rp 17,8 triliun, naik dua kali lipat dibanding tahun 2009 yang hanya Rp 8,2 triliun. Pada 2013, sektor ini bakal mendapat kucuran Rp 19,3 triliun. Tapi, pada tahun 2011, Indonesia masih mengimpor 2,75 juta ton beras senilai US$ 1,5 miliar. Selain itu, negeri ini juga mengimpor 2,08 juta ton kedelai (US$ 1,24 miliar), dan 3 juta ton jagung (US$ 1,02 miliar). Indonesia juga mengimpor buah dan sayuran serta ubiubian selain gandum.

Kedelapan, pentingnya koordinasi antarinstansi pemerintah. Tidak semua penyelesaian masalah pertanian berada di bawah kendali Kementan. Pembangunan waduk, misalnya, adalah tanggung jawab Kementerian Pekerjaan Umum. Sebagian lahan tanaman pangan juga tergantung pada Kementerian Kehutanan.

Kesembilan, penguatan fungsi Bulog sebagai badan penyangga dan stabilisator harga pangan. Dengan pasokan pangan yang tergantung musim, sentra produksi pangan yang jauh dari konsumen, dan wilayah Indonesia yang kepulauan, harga pangan akan selalu berfluktuasi dan rawan spekulasi. Karena itu, keputusan pemerintah untuk merevitalisasi Bulog merupakan langkah tepat. Ke depan, Bulog tidak saja menangani beras, melainkan juga kedelai, gula, daging, dan minyak goreng.

Inilah sembilan solusi untuk mencegah krisis pangan dan lonjakan harga pangan. Negeri dengan wilayah daratan dan laut yang luas ini tidak saja cukup untuk swasembada pangan, melainkan juga cukup untuk menyejahterakan seluruh rakyat. Jika dikelola dengan baik, Indonesia bahkan mampu menjadi lumbung pangan dunia.

Sumber :

http://www.investor.co.id
http://www.radioaustralia.net
http://www.neraca.co.id

Sabtu, 26 April 2014

Perekonomian Indonesia


SIKLUS EKONOMI MAKRO DAN SISTEM PEREKONOMIAN

A.   Siklus Aliran Pendapatan (Circular Flow) dan Interaksi Antar Pasar

Siklus aliran pendapatan (circular flow) adalah sebuah model yang menggambarkan bagaimana interaksi antar pelaku ekonomi menghasilkan pendapatan yang digunakan sebagai pengeluaran dalam upaya memaksimalkan nilai kegunaan (utllity) masing-masing pelaku ekonomi.


    
     B. Pelaku-Pelaku Ekonomi
Setiap orang dalam memenuhi kebutuhannya, akan melakukan kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh setiap pelaku ekonomi berbeda-beda. Keluarga kalian setiap hari makan, berarti mereka telah melakukan kegiatan konsumsi (berperan sebagai konsumen). Namun berbeda ketika keluarga kalian bekerja. Apakah mereka dinamakan pelaku konsumsi? Orang yang bekerja berarti mereka telah melakukan kegiatan produksi. Dengan demikian dinamakan pelaku produksi. Bagaimana dengan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh pelaku ekonomi lainnya? Sama seperti keluarga kalian, mereka juga melakukan kegiatan ekonomi, namun aktivitas yang mereka lakukan berbeda. Pelaku ekonomi merupakan pihak-pihak yang melakukan kegiatan ekonomi. Secara garis besar, pelaku ekonomi dapat dikelompokkan menjadi lima pelaku, yaitu rumah tangga, perusahaan, koperasi, masyarakat, dan negara. Setiap pelaku ekonomi ada yang berperan sebagai produsen, konsumen, atau distributor.
 
1. Rumah Tangga Keluarga
Rumah tangga keluarga adalah pelaku ekonomi yang terdiri atas ayah, ibu, anak, dan anggota keluarga lainnya. Rumah tangga keluarga termasuk kelompok pelaku ekonomi yang cakupan wilayahnya paling kecil. Rumah tangga keluarga adalah pemilik berbagai faktor produksi. Faktor-faktor produksi yang terdapat pada rumah tangga keluarga antara lain tenaga kerja, tenaga usahawan, barang-barang modal, kekayaan alam, dan harta tetap (seperti tanah dan bangunan). Faktor-faktor produksi yang disediakan oleh rumah tangga keluarga akan ditawarkan kepada sektor perusahaan. Misalnya setiap hari ayah dan ibu kalian bekerja. Mereka disebut pelaku produksi. Mengapa?
Karena mereka telah memberikan tenaga mereka untuk membantu menghasilkan barang atau jasa. Pada saat rumah tangga keluarga bekerja, mereka akan memperoleh penghasilan. Penghasilan yang diperoleh rumah tangga keluarga dapat berasal dari usaha-usaha berikut ini.
a. Usaha sendiri, misalnya dengan melakukan usaha pertanian, berdagang, industri rumah tangga, penyelenggaraan jasa, membuka toko kelontong, dan sebagainya. Penghasilan yang diperoleh dari usaha sendiri berupa keuntungan.

b. Bekerja pada pihak lain, misalnya dengan menjadi karyawan perusahaan atau pabrik, pegawai negeri sipil, dan sebagainya. Orang yang bekerja pada orang lain akan memperoleh upah atau gaji.

c. Menyewakan faktor-faktor produksi, seperti menyewakan rumah, tanah, dan sebagainya. Penghasilan yang diperoleh dari menyewakan faktor-faktor produksi adalah uang sewa. Penghasilan-penghasilan yang diperoleh rumah tangga keluarga tersebut dapat digunakan untuk dua tujuan, yaitu membeli barang atau jasa dan ditabung.


2. Perusahaan

Perusahaan adalah organisasi yang dikembangkan oleh seseorang atau sekumpulan orang dengan tujuan untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat. Kegiatan ekonomi yang dilakukan rumah tangga perusahaan meliputi kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi. Apakah kalian masih ingat mengenai pengertian perusahaan yang telah kalian pelajari di kelas VII? Ya, perusahaan adalah tempat berlangsungnya proses produksi. Dengan demikian, kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan adalah kegiatan produksi (menghasilkan barang). Hal ini juga sekaligus menunjukkan bahwa perusahaan adalah pelaku ekonomi yang berperan sebagai produsen. Berdasarkan lapangan usahanya, perusahaan yang ada dalam perekonomian dapat dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu industri primer, industri sekunder, dan industri tersier.
a. Industri Primer
Industri primer adalah perusahaan yang mengolah kekayaan alam dan memanfaatkan faktor-faktor produksi yang disediakan oleh alam. Contohnya, pertanian, pertambangan, perikanan, kehutanan, peternakan.

b . Industri Sekunder
Industri sekunder adalah perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang industri atau perusahaan-perusahaan yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi dan siap untuk dikonsumsi masyarakat. Contohnya: perusahaan mobil, sepatu, pakaian, dan lainlain.

c . Industri Tersier
Industri tersier adalah industri yang menghasilkan jasa-jasa perusahaan yang menyediakan pengangkutan (transportasi), menjalankan perdagangan, memberi pinjaman, dan menyewakan bangunan. Selain berperan sebagai produsen, perusahaan juga sebagai pelaku konsumsi. Perusahaan akan membutuhkan berbagai bentuk faktor produksi seperti bahan baku, bahan penolong, tenaga kerja, mesin, dan lain sebagainya. Semua itu dapat diperoleh dengan cara membeli dari rumah tangga keluarga atau rumah tangga pemerintah (negara). Misalnya, perusahaan roti, akan membutuhkan telur, tepung terigu, gula pasir, bahan pengembang, tenaga kerja, oven, dan sebagainya. Barang-barang tersebut dikonsumsi perusahaan untuk memperlancar proses produksi.
Perusahaan juga melakukan kegiatan distribusi. Kegiatan tersebut dapat dilihat pada aktivitas perusahaan dalam menyalurkan hasil produksinya ke konsumen. Setelah proses produksi berakhir, perusahaan akan menghasilkan barang. Barang-barang tersebut dapat sampai ke konsumen dengan melakukan penyaluran (distribusi) barang ke toko-toko atau agen-agen penyalur, sehingga konsumen lebih mudah mendapatkan barang tersebut.


3. Pemerintah
Pemerintah adalah badan-badan pemerintah yang bertugas untuk mengatur kegiatan ekonomi. Seperti halnya rumah tangga keluarga dan perusahaan, pemerintah juga sebagai pelaku ekonomi yang melakukan kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi.
a. Kegiatan Konsumsi Pemerintah
Pemerintah dalam menjalankan tugasnya membutuhkan barang dan jasa. Kegiatan konsumsi pemerintah dapat berupa kegiatan membeli alat-alat tulis kantor, membeli alat-alat kedokteran, membeli peralatan yang menunjang pendidikan, menggunakan tenaga kerja untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintah, dan sebagainya.
b . Kegiatan Produksi Pemerintah
Pemerintah ikut berperan dalam menghasilkan barang dan atau jasa yang diperlukan dalam rangka mewujudkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Hal ini sesuai dengan UUD 1945 Pasal 33 ayat (2), yang berbunyi: “Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara”. Pelaksanaan peran pemerintah dalam kegiatan produksi diwujudkan dalam kegiatan usaha hampir di seluruh sektor perekonomian. Sebagai pelaksana kegiatan produksi pemerintah mendirikan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Berikut ini maksud dan tujuan pendirian BUMN berdasarkan UU Nomor 19 Tahun 2003.
1) Memberikan sumbangan bagi perekonomian nasional pada umumnya dan penerimaan negara pada khususnya.

2) Mencari keuntungan.

3) Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi orang banyak.

4) Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi.

5) Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat.
Perhatikan pada Tabel 8.1 mengenai peran pemerintah dalam kegiatan produksi.
Tabel 8.1 Bentuk-Bentuk Bidang Usaha BUMN
Tabel 8.1 Bentuk-Bentuk Bidang Usaha BUMN

c . Kegiatan Distribusi Pemerintah
Selain melakukan kegiatan konsumsi, pemerintah juga berperan dalam kegiatan distribusi. Berikut ini kegiatan-kegiatan distribusi yang dilakukan pemerintah.
1) Menyalurkan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk membantu kegiatan operasional yang ada di sekolah. Misalnya mengenai penyediaan buku-buku pelajaran, dan sebagainya.
2) Memberi bantuan kepada rakyat miskin berupa penyaluran raskin (beras rakyat miskin) melalui BULOG. Selain melakukan kegiatan pokok-pokok ekonomi, pemerintah juga berperan sebagai pengatur dan pelaksana kebijakan. Peran pemerintah sebagai pengatur yaitu dengan mengeluarkan berbagai peraturan yang berhubungan dengan kegiatan ekonomi. Tujuan dibuatnya peraturan adalah agar kegiatan-kegiatan ekonomi dijalankan secara wajar dan tidak merugikan masyarakat. Sebagai contoh peraturan mengenai impor barang. Pemerintah menetapkan berbagai tarif masuk barang. Hal ini dimaksudkan agar barang-barang yang berasal dari luar negeri tidak mudah masuk ke Indonesia. Peraturan-peraturan pemerintah lainnya masih banyak, seperti peraturan pendirian industri, peraturan ekspor, perbaikan lalu lintas, kebijakan fiskal dan moneter, dan berbagai peraturan kegiatan ekonomi lainnya.

4. Masyarakat
Masyarakat sebagai pelaku ekonomi maksudnya adalah masyarakat luar negeri. Masyarakat luar negeri juga termasuk pelaku ekonomi yang penting bagi perekonomian, karena berhubungan dengan transaksi luar negeri. Transaksi luar negeri tidak hanya berupa transaksi perdagangan, namun juga berhubungan dengan penanaman modal asing, tukar menukar tenaga kerja, serta pemberian pinjaman.
Oleh karena itu melakukan kerja sama dengan masyarakat luar negeri sangat diperlukan. Karena pada dasarnya sebuah negara tidak bisa berdiri sendiri tanpa berhubungan dengan negara lain. Masyarakat luar negeri juga dapat melakukan kegiatan ekonomi berupa kegiatan konsumsi dan kegiatan produksi. Kegiatan konsumsi yang dilakukan oleh masyarakat luar negeri, akan tampak pada aktivitas berikut ini.
a. Membeli barang-barang yang tidak diproduksi oleh masyarakat dalam negeri.

b. Menggunakan fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh negara, seperti bandara, stasiun, pasar, dan sebagainya.
c. Menikmati objek-objek wisata negara lain seperti pegunungan, pantai, candi, dan objek-objek yang lainnya.
d. Menggunakan tenaga kerja-tenaga kerja dari negara lain.
Masyarakat juga melakukan kegiatan produksi. Kegiatannya akan tampak pada aktivitas berikut ini.
a. Masyarakat luar negeri menghasilkan barang yang tidak diproduksi oleh negara lain.
b. Melakukan penanaman modal di negara lain.
c. Memberikan pinjaman kepada negara yang membutuhkan.

d. Mengirimkan tenaga kerja dan tenaga ahli ke negara-negara yang membutuhkan.
Melalui kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat luar negeri akan memberikan pengaruh yang cukup besar bagi perekonomian suatu negara. Berikut ini beberapa peran masyarakat luar negeri dalam kegiatan ekonomi.
a. Melalui kegiatan perdagangan (kegiatan ekspor impor) dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di negara yang bersangkutan.
b. Adanya tukar-menukar tenaga kerja antarnegara dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja, sehingga dapat meningkat mutu serta jumlah barang yang dihasilkan.
c. Membuka lapangan kerja baru.
d. Meningkatkan keuangan atau pendapatan negara berupa devisa.



     C. Kegiatan Perekonomian

Kegiatan perekonomian suatu negara dan pelaku-pelaku ekonomi yang terlibat dalam perekonomian tersebut dapat dilihat dari circular flow diagram di bawah ini.
1.Kegiatan Ekonomi Dua Sektor
Kegiatan ekonomi dua sektor hanya melibatkan dua pelaku ekonomi, yaitu rumah tangga dan perusahaan.
a. Corak Kegiatan Ekonomi Subsistem
Dalam corak kegiatan ekonomi subsistem penerima-penerima pendapatan, dalam hal ini rumah tangga, tidak menabung, dan para pengusaha tidak menanam modal. Dalam masyarakat yang seperti ini aliran pendapatannya adalah seperti yang tampak pada Gambar berikut :


Dalam kegiatan ekonomi seperti ini sekiranya sektor produksi menggunakan seluruh faktor produksi yang ada dalam perekonomian, pengeluaran sektor rumah tangga akan sama dengan nilai barang dan jasa yang diproduksi dalam perekonomian. Ini adalah gambaran yang sangat sederhana yang terjadi pada suatu perekonomian, di mana kegiatan perdagangan pada umumnya masih menggunakan cara barter.

b.Corak Perekonomian Modern

Dalam perekonomian yang lebih maju, penerima-penerima pendapatan akan menyisihkan sebagian pendapatan mereka untuk ditabung. Tabungan ini akan dipinjamkan kepada pengusaha yang akan menggunakannya untuk investasi, yaitu melakukan pembelian barang-barang modal.

2.Kegiatan Ekonomi Tiga Sektor

Dalam kegiatan ekonomi tiga sektor, pelaku-pelaku ekonomi yang terlibat selain dari rumah tangga dan perusahaan, diperlihatkan juga peranan dan pengaruh pemerintah atas kegiatan perekonomian.
 
 
 

3. Kegiatan Ekonomi Empat Sektor

Kegiatan ekonomi empat sektor sering disebut perekonomian terbuka karena kegiatan ini tidak hanya melibatkan pelaku-pelaku ekonomi di dalam negeri, tetapi juga masyarakat ekonomi di luar negeri.
 

C. Sistem Perekonomian Di dunia

Bentuk sistem ekonomi di dunia sangat berbeda dari negara yang satu dengan negara yang lainnya. Sebelum membahas ke dalam macam-macam sistem ekonomi, lebih baiknya kita pahami apa yang dimaksud dengan sistem ekonomi. Sistem ekonomi adalah seperangkat mekanisme dimana suatu negara memiliki strategi untuk mengatur kehidupan ekonominya dalam rangka mencapai kemakmuran rakyatnya. Sistem ekonomi di pengaruhi dengan adanya faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang membedakan sistem ekonomi antara negara yang satu dengan yang lain, yaitu:
1.     Falsafah dan ideologi negara,
2.    Sistem politik,
3.    Sistem pemerintahan, dan
4.    Lembaga-lembaga sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat
Lalu, faktor eksternal yang mempengaruhi sistem ekonomi di suatu negara, yaitu:
1.     Sistem ekonomi yang dianut oleh negara tersebut,
2.    Sosial budaya luar negeri,dan
3.    Politik dunia internasional.

Dibawah ini merupakan macam-macam dari sistem ekonomi di beberapa belahan dunia, yaitu:
A. Sistem Ekonomi Tradisional
Tujuan dari sistem ekonomi ini adalah mempertahankan tradisi yang terjadi turun temurun, dengan mengabaikan apa yang harus dilakukan dan untuk apa dilakukan.
Ciri-ciri dari sistem ekonomi tradisional ini adalah:
 
1)         Teknologi masih sederhana,
 
2)        Kegiatan usaha ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pokok,
 
3)        Modal masih terbatas,
 
4)        Masyaraktnya masih susah menerima perubahan karena terikat dengan tradisi,
 
5)        Masih terdapat sistem pertukaran barang dengan barang ( barter).

B.   Sistem Ekonomi liberal/pasar/kapitalis
Sistem ekonomi liberal/pasar/kapitalis atau yang biasa disebut dengan Free Fight Liberalism adalah suatu penerapan kehidupan ekonomi yang bebas, dimana warga negara diberi kebebasan oleh pemerintahan untuk melakukan kegiatan ekonomi, dan seluruh sumber daya yang tersedia, dimiliki, dan dikuasai oleh masyarakat dapat dikembangkan secara bebas. Dalam sistem ini, pemerintah tidak ikut campur tangan. Bahkan dalam kondisi tertentu pun, pemerintah benar-benar lepas tangan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Sehingga kondisi ini disebut juga dengan istilah laissez-faire.
Adapun ciri-ciri dari sistem ekonomi liberal, yaitu:
 
1)      Semua alat dan sumber produksi berada di tangan perseorangan,
 
2)     Kegiatan ekonomi di semua sektor dilakukan oleh swasta,
 
3)     Modal memegang peranan penting dalam kegiatan ekonomi.

Kebaikan dari sistem ekonomi liberal adalah:
 
1)      Setiap individu bebas memiliki alat-alat produksi,
 
2)     Adanya persaingan usaha mendorong kemajuan berusaha,
 
3)     Produksi didasarkan atas kebutuhan masyarakat, dan lain”.

Keburukan dari sistem ekonomi liberal adalah :
 
1)      Menimbulkan monopoli sehingga merugikan masyarakat,
 
2)     Menimbulkan penindasan terhadap manusia lain,
 
3)     Pengusaha yang bermodal kecil akan semakin tersisih, dan lain”.
Contoh dunia yang menggunakan sistem ekonomi liberal: Blok Barat ( Inggris, Amerika Serikat, Kanada).
 
C.   Sistem Ekonomi Komando/Sosialis
Sistem ekonomi komando/etatisme/terpusat adalah sistem ekonomi yang pengaturan kehidupan ekonominya secara langsung oleh negara.
Adapun ciri-ciri dari sistem ekonomi komando, yaitu:
 
1)      Semua alat dan sumber produksi dikuasai oleh negara,
 
2)     Kegiatan perekonomian diatur dan dikuasai secara mutlak oleh negara,dan
 
3)     Jenis-jenis pekerjaan dalam suatu negara serta pembagian kerja diatur oleh pemerintah.

Kebaikan dari sistem ekonomi komando adalah:
1)      Pemerintah mengatur distribusi barang-barang,
2)     Tidak ada kesenjangan antaranggota masyarakat, dan
 
3)     Kemakmuran masyarakat terjamin.
 
     Keburukan dari sistem ekonomi komando adalah:
1)      Hak milik perseorangan tidak diakui,
 
2)     Kemajuan ekonominya lambat, dan
 
3)     Potensi, inisiatif, dan kreasi warga masyarakat tidak berkembang.
Contoh dunia yang menggunakan sistem ekonomi komando adala: Blok Timur( negara-negara Komunis) seperti Rusia, Kuba, Korea Utara, dan negara Eropa Timur.
 
D.  Sistem Ekonomi Campuran
Sistem ekonomi campuran adalah sistem ekonomi yang mengambil segi positif dari sistem ekonomi liberal dan sistem ekonomi komando.
Adapun ciri-ciri dari sistem ekonomi campuran, yaitu:
 
1)          Kesempatan kerja penuh ( full employment) dan jasa kolektif mendapat prioritas yang tinggi,
 
2)        Harga tidak semata-mata ditentukan oleh mekanisme pasar, tetapi pemerintah juga ikut campur dalam menentukan kebijakan,
 
3)        Pemerintah menyelenggarakan jaminan sosial dan bertanggung jawab atas distribusi pendapatan yang lebih merata.

Contoh dunia yang menggunakan sistem ekonomi campuran adalah: negara-negara berkembang (Indonesia, Afrika, Amerika Latin).
 
E. Sistem Perekonomian Di Indonesia
 
Sistem perekonomian di Indonesia memiliki acuan yang jelas, yaitu Undang-Undang Dasar 1945 terutama pasal 33.Demokrasi ekonomi sebagai dasar pelaksanaan pembangunan ekonomi di Indonesia mempunyai ciri-ciri positif, yaitu:
1)  Perekonomian disusun sebagai usaha bersama atas dasar asas kekeluargaan,
2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara,
3) Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya, sebagai pokok-pokok kemakmuran rakyat dikuasai oleh negara, dan lain”.
    
Sistem ekonomi Indonesia sering juga disebut dengan sistem ekonomi Pancasila.
Adapun ciri-ciri ekonomi pancasila, yaitu:
1)  Perekonomian tidak didominasi oleh modal dan buruh, melainkan berdasarkan atas asas kekeluargaan,
2) Negara menguasai bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya,
3) Peranan negara penting tetapi tidak dominan dan dicegah tumbuhnya sistem komando.


Sumber-Sumber Materi :
1) . Sariono, Subekti, Jaharrudin, Alwi, Usman. 2007. Manusia dan Perilaku Ekonomi. Jakarta: Ganeca Exact.
 
2)   Sudremi, yuliana. 2007. Pengetahuan Sosial Ekonomi. Jakarta: Bumi Aksara.
 
3) Rahardja, prathama, Mandala Manurung 2002. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro. Jakarta: LP FE UI